Novel Gadis Kretek karya Ratih Kumala, selain mengungkap rahasia keluarga, juga membalut sejarah kretek dengan kisah percintaan para tokohnya.
Pengarang : Ratih Kumala
Ilustrator : Iksaka Banu
Perancang sampul : Iksaka Banu
Bahasa : Indonesia
Genre : Novel sejarah
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Cetakan : 2012
Halaman : 274
ISBN : 978-979-22-8141-5
Bacaan pekan kedua tantangan membaca dari @delasyahmareads yang saya ikuti di twitter adalah membaca buku yang tokoh utamanya seorang perempuan. Setelah membongkar koleksi, saya memilih Gadis Kretek karya Ratih Kumala.
Sebelumnya, tantangan pada pekan pertama adalah membaca buku yang mengandung unsur sejarah. Saya memilih Satu Abad PSM Mengukir Prestasi.
Gadis Kretek mengembalikan kesenangan saya dalam membaca. Sudah lama saya tidak menghabiskan buku dalam sekali baca. Saat ini ada beberapa buku yang sedang saya baca, selang seling, namun belum tuntas. Gadis Kretek membuat saya melakukannya. Menuntaskan bacaan dalam sekali kesempatan.
Pembukaan novel ini langsung bikin penasaran. Soeraja, seorang pengusaha kretek, menyebut nama Jeng Yah saat sekarat, bukan nama istrinya. Hal ini membuat istrinya cemburu dan penasaran bagi tiga anak Soeraja; Tegar, Karim dan Lebas. Siapa Jeng Yah?
Maka, ketiga anak dari Soeraja pun memulai pencarian mereka akan Jeng Yah. Diawali oleh Lebas, si bungsu, yang diminta secara tidak langsung oleh Soeraja. Tegar si sulung kemudian karena khawatir kalau si bungsu lupa pada niat awalnya. Lalu Karim pun menyusul karena cemas kakak dan adiknya akan bertengkar terus selama perjalanan. Tegar dan Lebas memang tak pernah akur.
Pencarian itu membawa mereka ke kota-kota di mana ayah mereka melalui masa lalu dan berkaitan dengan usaha pabrik kretek mereka. Kota-kota yang terkenal akan tembakau. Sebut saja Kudus, kota kelahiran Soeraja dan Kota M, di mana ayah mereka memulai usaha kretek dengan merek Djagad Raja.
Perlahan, pencarian mereka membuka selubung masa lalu ayah mereka. Tentang bagaimana ayah mereka memulai usaha kretek keluarga dan hubungan ayah mereka dengan Jeng Yah. Tak hanya itu, pencarian mereka juga mengungkapkan rahasia bagaimana ‘saos’ (bahan untuk membuat kretek, selain tembakau dan cengkeh) yang menjadikan kretek Djagad Raja mampu merajai industri kretek.
Novel ini membawa kita pada perkembangan industri kretek di Indonesia (tahun 1940an -1960an) melalui tokoh Idris Moeria dan Soedjagad (mbah kakung Tegar, Karim, dan Lebas). Kisah dalam Kretek Gadis ini lebih banyak mengungkap masa lalu Soeraja dan Soedjagad yang akan membawa kita sebagai pembaca melihat perkembangan kretek di Indonesia, peristiwa G30S/PKI yang menyebabkan Idroes Moeria, Soeraja dan Jeng Yah menderita. Juga persaingan bisnis kretek antara Soedjagad -pemilik Kretek Proklamasi-, dan Idroes Moeria—ayah Jeng Yah dan pemilik Kretek Merdeka!
Kepiawaian Ratih Kumala dalam bercerita membawa pembaca benar-benar serasa berada pada masa lalu—dalam cerita ini sekitar tahun 1940-an sampai Oktober 1965— baik melalui pemakaian diksi semisal mistar, potlot dan lain-lain, juga latar cerita yang detail dan filmis.
Selain mengungkap hubungan antara Soeraja dan Jeng Yah, Gadis Kretek juga mengungkapkan rahasia bisnis keluarga. Novel ini sarat pula dengan cara berbisnis. Melalui tokoh Idris Moeria, Ratih Kumala menyisipkan berbagai hal yang dibutuhkan dalam berbisnis seperti memiliki visi dan misi; mampu melihat peluang yang ada; mengikuti perkembangan industri yang ditekuni; berkongsi dengan perusahaan lain. Dalam mengembangkan bisnis, Idris Moeria misalnya menaruh atau menitipkan stok dagangan (kretek) ke toko lain; melakukan perubahan kemasan, nama, dan lain-lain. Juga memikirkan dan merancang filosofi produk; belajar dari kesalahan dan kegagalan sebelumnya.
Kisah cinta berbalut sejarah kretek tentu bukan tema yang umum kita jumpai. Gadis Kretek membawa pembaca jadi tahu perkembangan industri kretek di Indonesia, bagaimana proses memproduksi klobot, cara membuat kretek tingwe yang berisi campuran sari kretek, dan tentunya segala hal tentang kretek. Sungguh menarik.
Novel ini Kaya Akan Wangi Tembakau. Sarat Dengan Aroma Cinta, seperti tertulis di sampul belakang, adalah sebuah novel indah yang sungguh sayang jika dilewatkan. Maka, bacalah!
Kayaknya menarik ini buku. Cerita fiksi berlatar sejarah yang bisa memberi banyak pengetahuan baru.
Oh iya, kayaknya ada kata yang luput dituliskan di sini:
Kepiawaian Ratih Kumala dalam bercerita membawa pembaca benar-benar masa lalu
makasih Daeng. sudah diperbaiki. 😀
Tulisannya bagus seperti membaca review buku
Mampir juga ke blogku cikali https://mnoorfahrul.blogspot.com/
Wah jadi pengen coba baca nih novel setelah membaca artikel yang kaka tuliskan ini.
Ka tambah lagi dong preview novel seperti ini karena dengan membaca review novel yang kaka tuliskan saya jadi ada gambaran tentang novel tersebut, 😀